1. Tuhan itu apa?
Bang Imaduddin memberikan pengertian kata Tuhan, bahwa Tuhan berarti
segala sesuatu yg paling kita cintai atau utamakan. Didunia ini tdk
seorangpun yg tidak bertuhan, walaupun ada diantara kita yg menyebut
dirinya atheis.Di dalam Alqu'ran tdk dijumpai kata atheis atau tdk
bertuhan hanya kata kafir. Atheis tdk sama artinya kafir. Hal ini
disebabkan karena sesungguhnya manusia tidak ada yg tidak bertuhan,
semuanya bertuhan. hanya saja tuhannya ber-beda2. Mungkin saja tuhannya
bukan Allah tetapi mungkin idiologi, ataukah politik, ekonomi, budaya.
Mungkin juga tuhannya adalah leluhurnya ataukah hobbi misalnya olah
raga,musik,nonton bola, facebook ataukah kecanduan merokok, narkoba.
Jadi atheis itu tidak ada, mereka sebenarnya bertuhan tetapi Tuhannya
bukan Allah. Iblis saja mengakui tuhan, bahkan kepercayaannya kepada
tuhan melebihi kepercayaan "manusia biasa" karena iblis bisa berdialog
dengan tuhan, tetapi iblis tidak taat atau membangkang. Disekitar kita
banyak diantara kita yg secara tidak sadar mempertuhankan harta,
jabatan atau karier, anak isteri. Kalo seorang muslim yg konsekwen
dengan ikrar yg selalu diucapkan setiap saat berupa "sahadatain", maka
tuhannya atau ilahnya tiada lain kecuali Allah. Hanya Allah yg paling
dicintai, yang lainnya nomor dua. kalo sedang asyiik nonton bola,tiba
waktu sholat,maka yg diutamakan sholat. Sekarang kita bisa introspeksi
diri masing2, apakah tuhan kita se-benar2nya adalah ALLAH Azza Wajalla
atau masih ada yg lain seperti harta, jabatan, hobbi, anak isteri,
kesenangan dunia, politik dan sebagainya, Nau'dzubillaahi mindzalik.
2. Apah Tuhan itu banyak atau hanya satu ?
Pertanyaan yang sering timbul adalah mengapa di dalam Al
Qu'ran Tuhan sering menyebut dirinya "nahnu" atau "kami" dan pada ayat
yang lain Dia menyebut dirinya "Anaa" atau "aku".
Menurut Prof Dr Quraisy Shyhab dalam suatu kesempatan
tanyak-jawab dengan penulis, mengatakan bahwa perkataan "nahnu" atau "kami" dipakai bila Tuhan
tidak terlibat langsung sendirian dalam suatu objek tetapi melibatkan
mahlukNya, seperti ayat yang menyatakan bahwa "kamukah yang menurunkan
hujan dari awan ataukah kami yang menurunkannya " (waqiah 69), untuk
menurunkan hujan Tuhan tidak langsung dengan tangannya sendiri, tetapi
melalui mahlukNya yang disebut matahari, awan, angin. Demikian pula
firmanNya yg menyatakan bhw "kami telah menciptakan kamu tapi mengapa
kamu tidak membenarkan (waqiah 57).Penciptaan tidak langsung tetapi
melalui proses yang melibatkan ibu-bapak manusia dan malaikat. "Kami
telah menentukan kematian di antara kamu dan kami se kali2 tidak dapat
dikalahkan" (waqiah 60). Kematian manusia melibatkan mahluk Tuhan
lainnya "malaikat", penyakit dan sebagainya. ayat-ayat ini menandakan
bahwa dalam objek tersebut Tuhan tidak sendirian melakukannya tetapi
melibatkan mahlukNya. Berbeda dengan firman Allah yang menyatakan
"Fa'buduunii" atau "sembahlah Aku" (thoha 14)," Anaa rabbuka" atau
"Akulah Tuhanmu" (thoha 12), pengertian firman ini adalah Tuhan
menginginkan tidak boleh melibatkan siapa-siapa dalam hal penyembahan,
kecuali hanya diriNya sendiri, tidak ada yang boleh disembah selain
Dia, tidak boleh melibatkan mahlukNya untuk sampai penyembahan itu
kepadaNya, harus langsung. Tidakboleh ada Tuhan tandingan, hanya Dia
sendirian, tidak ada yang menyamaiNya, tidak ada join bagiNya. Nah
teman2 itulah penjelasan saya atas kedua firman Allah yang tersebut di
dalam Al Qu'ran semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi
yang belum memahaminya. Bagi senior2 saya yang jauh lebih mendalami hal
ini, kritikan yang membangun sangat bermanfaat bagi kami. Semoga Allah
meridhohi kita semua dan tetap memberikan petunjuk kejalan yang benar.
Amin!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar